Sanggar Pelita Bertransformasi Menjadi Wadah Pendidikan Kreatifitas Non-Formal Anak Bantaran Sungai Deli

28
RMN, Medan – Sanggar Pelita adalah wadah pendidikan non-formal yang dibentuk di daerah aliran dan berfokus untuk mengedukasi dan melatih kreatifitas anak-anak yang berlokasi di wilayah pinggir Sungai Deli. Minggu, 22 September 2024.

Wadah ini pertama kali dibentuk pada tanggal 11 Oktober 2020 oleh sekelompok anak muda yang peduli terhadap kondisi lingkungan sungai, khususnya pendidikan. Sekarang, Sanggar Pelita bertransformasi intens dalam meningkatkan minat dan bakat anak-anak dalam dunia pendidikan.

Founder Sanggar Pelita, Teuku Muhammad Taslim S.M menjelaskan bahwa wadah ini lahir dari rasa kepedulian terhadap persoalan-persoalan anak-anak.

“Sekarang, peserta didik Sanggar Pelita berjumlah 65 orang yang terbagi dalam berbagai macam kategori usia, mulai dari umur 7 s/d 13 tahun. Selain itu, Taslim juga mengatakan bahwa kebanyakan dari anak didik tersebut berasal dari Sekolah Dasar (SD), sehingga perlu dilakukan pembinaan dan mengarahkan anak-anak tersebut ke arah yang lebih baik lagi,”, ucapnya.

Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1 bahwa semua warga negara, termasuk anak-anak yang memiliki keterbatasan atau yang berada dalam kondisi kurang beruntung berhak mendapatkan pendidikan.

Menjelang 4 tahun tahun berjalan, sejak 11 Oktober 2020, Sanggar Pelita banyak diperhadapkan pada sejumlah kendala mulai dari kekurangan tim relawan, pendanaan, pengembangan program, hingga konflik dengan masyarakat setempat. Bahkan permasalahan tim relawan yang tengah dihadapi hingga saat ini.

“Ada paradigma yang harus diubah, dan kebiasaan yang harus diperbaiki nantinya. Mereka adalah gambaran masa depan Indonesia yang harus kita jaga. Sekarang ada 41 orang relawan. Lagi kekurangan namun tetap diberdayakan yang ada. Karena bicara fasilitas, harus banyak tenaga. Seperti tenaga pengajar, tenaga pengurus yang mengurus sanggar,” ujar Taslim.

Ditempat yang sama Halimul Hakim Nasution sebagai Ketua Sanggar Pelita mengungkapkan walaupun banyak kekurangan, bahwa ia dan rekan pengurus lainnya tidak pernah patah semangat. Justru karena melihat semangat belajar anak-anak di sanggar, para pengurus semakin termotivasi untuk terus melakukan kegiatan positif hal apapun untuk memperbaiki kondisi atas apa yang terjadi.

“Selain memberikan edukasi, Sanggar Pelita juga memberikan wadah bagi anak-anak untuk mempraktekkan ilmu yang telah didapat. Lewat outbond dan hal-anak-anak akan menunjukkan, hal ini pun mengundang khalayak umum agar bisa menambah semangat anak-anak”, tandas Hakim.

Diakhir wawancara, Hakim beserta Tim Sanggar Pelita lainnya berharap besar kepada anak-anak sanggar. Melalui wadah kreatifitas ini, ia berharap anak-anak di bantaran Sungai Deli bisa menapaki masa depan yang lebih baik, khususnya dalam hal pendidikan.(*/A.Halim)
Baca Juga :  inilah 2 Eksekutor Pembakar Rumah Sempurna Pasaribu Beserta Peran Masing-masing