Ketua DPD GAMKI Sumut, Swangro Lumbanbatu ST, MSi, menyampaikan bahwa dalam perspektif historis, Kebangkitan Nasional ditandai oleh berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908, yang menjadi titik awal lahirnya kesadaran kolektif sebagai bangsa yang merdeka, bermartabat, dan bersatu.
“Bagi GAMKI, Hari Kebangkitan Nasional bukan hanya peringatan simbolik, tetapi juga momentum untuk memperbarui komitmen nasionalisme yang bersumber dari iman Kristiani dan diwujudkan dalam pelayanan nyata,” ujar Swangro.
Menurutnya, nasionalisme bukan sekadar cinta tanah air, melainkan juga keberanian untuk melawan ketidakadilan, memperjuangkan kesejahteraan rakyat, serta menjaga kerukunan dalam keberagaman suku, agama, dan budaya. GAMKI melihat nasionalisme sebagai bentuk nyata dari iman yang bekerja dalam kasih.
Di tengah tantangan zaman seperti krisis moral, disintegrasi sosial, dan ancaman radikalisme, GAMKI Sumut menegaskan posisinya sebagai garda terdepan dalam membentuk karakter generasi muda. Upaya ini dilakukan melalui pendidikan kebangsaan, dialog lintas iman, dan aksi sosial yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kesadaran kolektif untuk melayani dan membangun bangsa adalah bentuk Kebangkitan Nasional masa kini. GAMKI siap berperan aktif dalam kontribusi pemikiran, kerja nyata di akar rumput, hingga keterlibatan dalam kebijakan publik yang berpihak pada rakyat,” tambahnya.
Dengan semangat Pro Patria et Ecclesia (untuk bangsa dan gereja), Swangro mengajak seluruh pemuda Kristen Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, untuk bangkit, bersatu, dan bergerak bersama membangun Indonesia yang adil, makmur, dan bermartabat serta tangguh, adil di hadapan Tuhan dan sesama.(*/S.Simanjuntak)
