Aksi ini merupakan bagian dari gerakan kemanusiaan Pimpinan Komisariat HIMMAH sekawasan UMN Al Washliyah, yang membawa bantuan berupa dana dan logistik hasil donasi dari masyarakat Sumatera Utara. Seluruh bantuan dibawa langsung ke desa-desa terpencil yang selama ini hanya sedikit, bahkan nyaris tidak tersentuh bantuan.
“Dilapangan, kami menemukan fakta bahwa sejumlah warga baru satu kali menerima bantuan sejak banjir melanda. Kondisi ini menunjukkan adanya ketimpangan distribusi bantuan antara posko utama dan wilayah pelosok,” ujarnya.
Tengku Irham menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi tersebut. “Sungguh sebuah ironi yang menyayat hati terjadi di Aceh Tamiang hari ini. Di saat posko-posko utama melimpah ruah dengan dus-dus bantuan, saudara-saudara kita di desa terpencil masih menangis menunggu harapan yang tak kunjung datang,” tambah Tengku Irham.
Ia juga menyoroti tersendatnya alur penyaluran bantuan yang membuat desa-desa terpencil semakin terisolasi.
“Bantuan itu mentok di jalan besar, terhenti di posko, sementara perut-perut lapar di pelosok desa belum terisi. Mohon, jangan hanya fokus pada yang terlihat di depan mata. Buka jalan, tembus isolasi, karena nyawa di desa terpencil sama berharganya dengan mereka yang ada di kota,” tegasnya.
Melalui aksi ini, HIMMAH UMN Al Washliyah berharap agar para dermawan dan pihak-pihak terkait dapat lebih memperhatikan distribusi bantuan agar benar-benar sampai kepada warga yang membutuhkan. “Kami berharap bagi yang ingin menyalurkan bantuan agar langsung turun kelokasi terdampak yang benar-benar membutuhkan. Karena di titik-titik terpencil, masih banyak saudara kita yang menunggu pertolongan,” tutup Tengku Irham.